Jumat, 25 Maret 2016

Harga Transfer (Transfer Pricing)


     Pemikiran organisasi modern berorientasi  kepada desentralisasi. Salah satu tantangan utama dalam mengoperasikan sistem yang terdesentralisasi adalah merancang suatu metode akuntansi yang memuaskan untuk transfer barang dan jasa dari pusat laba yang satu ke pusat laba yang lain dalam perusahaan yang memiliki transaksi seperti  ini cukup signifikan. 
    Jika dua atau lebih pusat laba bertanggungjawab bersama atas pengembangan, pembuatan, dan pemasaran suatu produk, maka masing-masing harus membagi pendapatan yang dihasilkan ketika produk tersebut terjual. Harga transfer merupakan mekanisme untuk menditribusikan pendapatan ini. Harga transfer harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuan berikut :
·         Memberikan informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan imbal balik yang optimum anatara biaya dan pendapatan perusahaan.
·         Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita , maksudnya , sistem harus dirancang sedemikian rupa sehingga keputusan yang meningkatkan laba unit usaha juga akan meningkatkan laba perusahaan.
·         Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual.
·         Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.
Masalah penentuan harga transfer sebenarnya merupakan penentuan harga pada umumnya, dengan sedikit modifikasi untuk mempertimbangkan factor-faktor tertentu yang unik dalam transaksi internal. Prinsip dasarnya adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang akan dikenakan seandainya produk tersebut dijual ke konsumen luar atau dibeli dari pemasok luar. Melaksanakan prinsip ini merupakan hal yang sulit karena adanya fakta bahwa terdapat banyak pertentangan dalam lieratur mengenai bagaimana harga jual ke pihak luar ditentukan. Literatur ekonomi klasik menyatakan bahwa harga jual sebaiknya sama dengan biaya marginal, dan beberapa penulis menyarankan harga transfer berdasarkan biaya marginal. Hal ini tidak realistis. Beberapa perusahaan menjalankan kebijakan semacam itu dalam menentukan baik harga jual atau harga transfer.
Dua keputusan terlibat dalam merancang suatu system harga transfer. Pertama adalah keputusan perolehan sumber daya. Apakah perusahaan harus memproduksi produknya di dalam perusahaan atau membelinya dari pemasok luar? Yang kedua adalah keputusan harga transfer: Pada harga berapakah produk tersebut ditransfer antar pusat laba?
Idealnya, harga transfer harus mengestimasikan harga normal pasar diluar, dengan penyesuaian untuk biaya yang tidak terjadi di dalam perusahaan. Bahkan ketika keputusan perolehan sumber daya mengalami hambatan, harga pasar merupakan harga transfer yang paling baik.

Selasa, 08 Maret 2016

Kandungan Informasi Akuntansi



Informasi Akuntansi adalah informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan plihan-pilihan diantara alternatif-alternatif tindakan.

       Kriteria Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi bisa dikatakan berkualitas bila memenuhi syarat-syarat berikut:
            1.      Perbandingan antara manfaat dan biaya
Manfaat laporan informasi akuntansi paling tidak harus sama dengan biaya untuk membuat laporan tersebut. Biaya sebuah laporan akuntansi tidak boleh lebih besar daripada manfaat yang bisa diterima oleh pemakaian informasi tersebut.
        2.      Dapat dimengerti
Informasi akuntansi dapat dimengerti oleh pemakai bila dinyatakan dalam bentuk dan istilah yang sesuai dengan tingkat pengetahuan pemakai.
3. Relevan.
Agar informasi akuntansi relevan, maka dipilih metode pengukuran dan pelaporan akuntansi keuangan yang sesuai dan bisa membantu para pemakai dalam pengambilan keputusan.
4. Dapat diuji
Informasi akuntansi harus dapat diuji kebenarannya oleh para penguji independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
5. Netral
Informasi akuntansi harus ditujukan pada kebutuhan umum pemakai, bukan pada kebutuhan dan kepentingan pihak-pihak tertentu.

6. Menyajikan yang seharusnya
Informasi akuntansi bisa dipercaya, bila menyatakan yang sebenarnya atau menyajikan yang seharusnya.
7. Nilai prediksi
Informasi akuntansi tentang posisi keuangan masa lalu memiliki nilai prediksi. Artinya, dapat dipakai sebagai dasar memprediksi atau meramalkan masa depan.
8. Feedback (umpan balik)
Umpan balik bisa berupa pembenaran atau penolakan terhadap perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
9. Tepat waktu
Informasi akuntansi harus disampaikan tepat waktu agar dapat digunakan dalam pengambilan keputusan/kebijakan perusahaan dan untuk mencegah tertundanya pengambilan keputusan/kebijakan.
10. Dapat dibandingkan atau konsisten
Informasi akuntansi yang disajikan harus dapat memudahkan pemakai untuk membandingkannya dengan informasi sejenis dari perusahaan lain. Dan perbedaan informasi akuntansi yang diperoleh harus disebabkan oleh faktor keadaan ekonomi, bukan disebabkan oleh perbedaan prinsip atau metode/prosedur.

Kandungan Informasi Akuntansi di Pasar Modal
         Informasi akuntansi mempunyai peranan sangat penting dalam terbentuknya pasar modal yang efisien
         Pasar modal yang efisien dapat dicapai, jika harga saham mencerminkan semua informasi yang relevan
         Scott (2006:137) mengatakan bahwa konsep relevansi nilai informasi akuntansi menjelaskan tentang bagaimana reaksi investor saat pengumuman informasi akuntansi yang terdapat pada laporan keuangan.


Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk pengambilan keputusan. Ada 3 jenis informasi yang diperlukan oleh investor, broker maupun pedagang efek :
1.      Informasi fundamental
Informasi yang menyajikan kondisi perusahaan menjual efek dan perilaku efek tersebut di bursa
2.      Informasi faktor teknis
Informasi yang berisi tentang perdagangan efek, fluktuasi kurs, volume transaksi, dan lain-lain.
3.      Informasi Lingkungan
Informasi berupa kondisi sosial, ekonomi, politik, keamanan

Komponen Laporan Keuangan



Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.  Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan dan sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.
Penyusunan laporan keuangan dilakukan secara periodik dan periode yang biasa digunakan adalah tahunan yang mulai dari 1 Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember. Periode seperti ini disebut periode tahun kalender. Selain tahun kalender, periode akuntansi bisa juga dimulai dari tanggal selain tanggal 1 Januari. Istilah periode akuntansi sering juga diganti dengan istilah tahun buku.
Komponen – komponen laporan keuangan adalah sebagai berikut :
A.    Neraca
Neraca adalah laporan yang menunjukkan  keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut pasiva, atau dengan kata lain, aktiva adalah investasi di dalam perusahaan dan pasiva merupakan sumber-sumber yang digunakan untuk investasi tersebut. Oleh karena itu, dapat dilihat dalam neraca bahwa jumlah aktiva akan sama besar dengan jumlah pasiva.



B.     Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan dan biaya tersebut yang akan menjadi laba atau rugi suatu perusahaan. Laporan laba rugi sangat penting karena sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan dan juga mengetahui berapakah laba yang didapat dalam suatu periode.
C.     Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah laporan yang menunjukkan sebab-sebab perubahan modal perusahaan. Hal hal yang mengubah posisi keuangan modal adalah besar kecilnya laba/rugi yang  dialami perusahaan. Jika rugi maka modal akan berkurang dan jika laba, maka modal  akan bertambah. Sedangkan jika ada pengambilan pribadi (prive) maka akan mengurangi modal.
D.    Laporan Arus Kas
Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas. Kas meliputi uang tunai dan rekening giro, sedang setara kas adalah investasi yang sifatnya likuid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas. Tujuan utama laporan arus kas adalah adalah untuk menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu periode. Untuk mencapai tujuan itu, aliran kas diklasifikasikan dalam tiga kelompok yang berbeda yaitu arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan.
E.     Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan merupakan informasi yang diwajibkan dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas. Catatan atas laporan keuangan membantu menjelaskan perhitungan item tertentu dalam laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih komprehensif dari kondisi keuangan perusahaan. Contohnya adalah pencatatan atas perhitungan depresiasi aktiva dan gedung.

Tugas Metodologi Penelitian



Nama : Oon Sarwono
NPM  : 12133100062
Prodi : Akuntansi
             Universitas PGRI Yogyakarta

PENGARUH  INDEPENDENSI DAN PENGALAMAN TERHADAP KUALITAS AUDIT

Latar Belakang
Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan dari akuntan publik (Mulyadi,2008). Jasa profesional akuntan merupakan jasa yang diberikan oleh akuntan publik untuk mengatasi krisis ketidakpercayaan masyarakat terhadap laporan keuangan suatu perusahaan.Profesi akuntan publik merupakan profesi yang tidak memihak dalam mempertanggungjawabkan laporan manajemen pada suatu perusahaan.Profesi akuntan publik bertanggungjawab meningkatkan kehandalan laporan keuangan perusahaan sehingga mampu memberikan jaminan yang handal bagi masyarakat dalam mengambil keputusan.
Akuntan publik diharuskan menghasilkan audityang berkualitas dalam menjalankan profesinya. Kualitas audit merupakan segala kemungkinan dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menentukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan. Auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan dalam melaksanakan tugasnya. Kualitas yang baik akan menunjang kinerja bahkan mampu mendongkrak citra perusahaan di mata masyarakat (Rapina dkk, 2010).
Kualitas audit yang dihasilkan akuntan publik juga tengah mendapat sorotan dari masyarakat setelah terjadi banyak skandal yang melibatkan akuntan publik baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Maraknya skandal keuangan yang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri telah memberikan dampak besar terhadap kepercayaan publik terhadap profesi akuntan publik.Profesi akuntan publik sebagai pihak ketiga yang independen seharusnya memberikan jaminan atas relevansi dan keandalan sebuah laporan keuangan. Skandal di dalam negeri terlihat dari akan diambilnya tindakan oleh Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) terhadap 10 kantor akuntan publik yang diindikasikan melakukan pelanggaran berat saat mengaudit bank-bank yang dilikuidasi pada tahun 1998. Selain itu terdapat kasus keuangan dan manajerial perusahaan publik yang tidak bisa terdeteksi oleh akuntan publik yang menyebabkan perusahaan didenda oleh bapepam (Winarto dalam Christiawan, 2002)
Auditor dalam memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan, dituntut untuk independen demi kepentingan semua pihak yang terkait.Auditor berkewajiban untuk jujur kepada internal dan juga pihak eksternal yang menaruh kepercayaan pada laporan keuangan auditan. Independensi auditor penting untuk dipertahankan, karena apabila pihak yang berkepentingan tidak percaya pada hasil auditan  maka pihak klien maupun pihak ketiga tidak akan meminta jasa dari auditor. Independensi auditor ini diatur  dalam standar umum auditing kedua yaitu bahwa dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Standar ini mengaharuskan auditor untuk bersikap independen dan tidak dibenarkan untuk memihak (SPAP:2011).
Pengalaman auditor dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Pengetahuan auditor akan semakin berkembang seiring bertambahnya pengalaman melakukan tugas audit. Paragraf ketiga SA seksi 210 menyebutkan “Dalam melaksanakan audit untuk sampai pada suatu pernyataan pendapat, auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan bidang auditing”. Keahlian dalam bidang akuntansi dan auditing ini dapat dicapai melalui pendidikan formal yang dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman dalam tugas pengauditan (SPAP:2011).
Peneliti termotivasi melakukan penelitian mengenai pengaruh independensi dan pengalaman  dikarenakan hasil penelitian sebelumnya mengenai pengaruh independensi dan pengalaman menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Saripudin, dkk (2012) membuktikan bahwa independensi, akuntabilitas dan pengalaman mempengaruhi kualitas audit secara berkelanjutan. Selain itu, penelitian ini membuktikan  bahwa  independensi,  pengalaman  dan  akuntabilitas  secara  parsial mempengaruhi kualitas audit. Sedangkan Fransiska Kovinna & Betri (2014) membuktikan bahwa independensi, pengalaman kerja, dan kompetensi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Sementara itu Nur Samsi, dkk(2013)  menunjukkan bahwa variabel pengalaman kerja dan independensi berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
Tabel Penelitian Terdahulu
NO
PENELITI
JUDUL
SAMPEL
HASIL
1
Saripudin,Netty Herawati, Rahayu (2012)
Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Profesional Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit

Seluruh akuntan public/ auditor dari tingkatan partner, manajer senior  dan junior yang terdaftar dan bekerja pada KAP yang ada di Jambi dan Palembang (kurang dari 100 orang)
Independensi, Pengalaman , Due Profesional Care dan Akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas audit
2
Nur Samsi, Akhmad Riduwan, Bambang Suryono (2013)
Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, dan Kompetensi terhadap Kualitas Audit: Etika Auditor sebagai Variabel Pemoderasi
Auditor pada Inspektorat kab Gresik, kab Sidoarjo, & Kota Surabaya
Independensi dan pengalaman berpengaruh terhadap kualitas audit

3

Fransiska Kovinna, Betri (2014)

Pengaruh Independensi, Pengalaman Kerja, Kompetensi, dan Etika Auditor terhadap kualitas Audit

Auditor KAP di Palembang (55 orang)

Independensi dan pengalaman tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit



Hipotesis



INDEPENDENSI
(X1)
(X
 
 
                                                H1 (+)                                                
                                               
     KUALITAS AUDIT
(Y)
 
                                   
                                               

     PENGALAMAN
(X2)
 
                                                H2 (+)



Hubungan Antara Independensi Dengan Kualitas Audit
Auditor dalam melaksanakan tugas audit, haruslah didukung dengan sikap independensi baik itu independen dalam fakta maupun independen dalam penampilan sehingga hasil audit menyatakan keadaan yang sebenarnya dan terbebas dari tekanan-tekanan pihak terkait. Independensi  juga diatur dalam standar umum kedua SPAP (2011) yaitu “Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor”.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui hubungan antara independensi, pengalaman kerja, akuntabilitas dengan kualitas audit. Saripudin, Netty Herawati, dan Rahayu (2012) mengungkapkan bahwa audit akan efektifhanya jika auditor diberikan kepercayaan untuk bersikap independen dalam mengungkapkan kecurangan pada laporan keuangan yang disajikan manajemen.Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Hubungan Pengalaman Kerja Dengan Kualitas Audit
Pengalaman dalam pemeriksaan laporan keuangan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Pengalaman bagi auditor dalam bidang audit berperan penting dalam meningkatkan pengetahuan dan keahlian diperoleh auditor dari pendidikan formalnya sehingga kualitas audit akan semakin baik seiring bertambahnya pengalaman.
Penelitian Nur Samsi, Akhmad Riduwan, dan Bambang Suyono (2009) menemukan bahwa variabel pengalaman kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut:
H2 : Pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kualitas audit.


Definisi Operational
1.      Kualitas Audit (Y)
Kualitas audit adalah kemungkinan (probability) dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Variabel ini diukur dengan instrument (Mulyadi, 2008) yang meliputi empat indikator yaitu: (a) budaya dalam KAP, (b) keahlian dan kualitas personal rekan dan staff audit, (c) efektivitas proses audit, (d) keandalan dan manfaat laporan audit. Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan skala likert, yaitu 1 sampai 5. Semakin besar skor untuk instrumen yang dijawab maka akan menunjukkan tingginya kualitas audit.


2.      Independensi (X1)
Standar Auditing Seksi 220.1 (SPAP : 2011) menyebutkan bahwa independen bagi seorang akuntan publik artinya tidak mudah dipengaruhi karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Independensi diukur menggunakan tiga indikator (Mulyadi, 2008) yaitu: (a) independensi penyusunan program, (b) independensi investigatif, (c) independensi pelaporan. Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan skala likert, yaitu 1 sampai 5. Semakin besar nilai skor untuk instrument yang dijawab maka akan menunjukkan tingginya independensi dalam pengauditan.

3.      Pengalaman (X2)
Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan penambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Pengalaman diukur dengan dengan tiga indikator (Mulyadi, 2008) yaitu: (a) lamanya bekerja, (b) frekuensi pekerjaan pemeriksaan yang telah dilakukan, (c) banyaknya pelatihan yang telah diikuti. Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan skala likert, yaitu 1 sampai 5. Semakin besar nilai skor untuk instrument yang dijawab maka akan menunjukkan tingginya pengalaman dalam pengauditan.








DAFTAR PUSTAKA
Bawono, Icuk Rangga, Elisha Muliani Singgih.2010. Faktor-faktor dalam Diri Auditor dan Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Volume 1 http://journal.uii.ac.id.

Christiawan, Y.J. 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.4 No.2, November 2002:79:92. Univeristas Kristen Petra.

Fransiska Kovinna, Betri. 2014. Pengaruh Independensi, Pengalaman Kerja, Kompetensi, dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi & Keuangan Volume 1 STMIK GI MDP & MDP Business School.

Mulyadi. 2008. Auditing. Buku Dua, Edisi  Keenam. Salemba Empat : Jakarta.

Nur Samsi, Ahmad Riduwan, Bambang Suryono. 2013.Pengaruh PengalamanKerja,  Independensi,  dan  KompetensiTerhadap Kualitas Audit : Etika Auditorsebagai  Variabel  Pemoderasi.JurnalIlmu dan Riset Akuntansi, Volume 1 (2).STIESIA Surabaya.

Rapina, Saragi  L.W , Carolina .2010.Pengaruh    Independensi    Eksternal
Auditor Terhadap Kualitas Pelaksanaan Audit (Studi Kasus pada beberapa KAPdi  Bandung).Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi, Volume 1 (2). Universitas Kristen Maranatha.

Saripudin, Netty Herawaty, Rahayu.2013. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit ( Survei terhadap Auditor KAP di Jambi dan Palembang). E-Jurnal Binar Akuntansi, Volume 1.  Universitas Jambi.







TABEL HASIL PENELITIAN TERDAHULU :
Penelitian Terdahulu
Independensi
Akuntabilitas
Pengalaman
Kualitas Audit
Saripudin, Netty Herawati , Rahayu (2012)
v
v
v
v
Fransiska Kovinna , Betri (2014)
v
-
v
v
Nur Samsi, Akhmad Riduwan, Bambang Suryono  (2013)
v
-
v
v