Nama : Oon Sarwono
NPM : 12133100062
Prodi : Akuntansi
Universitas PGRI Yogyakarta
PENGARUH INDEPENDENSI DAN PENGALAMAN TERHADAP KUALITAS
AUDIT
Latar
Belakang
Profesi akuntan
publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat mengharapkan
penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh
manajemen perusahaan dalam laporan keuangan dari akuntan publik (Mulyadi,2008).
Jasa profesional akuntan merupakan jasa yang diberikan oleh akuntan publik
untuk mengatasi krisis ketidakpercayaan masyarakat terhadap laporan keuangan
suatu perusahaan.Profesi akuntan publik merupakan profesi yang tidak memihak
dalam mempertanggungjawabkan laporan manajemen pada suatu perusahaan.Profesi
akuntan publik bertanggungjawab meningkatkan kehandalan laporan keuangan
perusahaan sehingga mampu memberikan jaminan yang handal bagi masyarakat dalam
mengambil keputusan.
Akuntan publik
diharuskan menghasilkan audityang berkualitas dalam menjalankan profesinya.
Kualitas audit merupakan segala kemungkinan dimana auditor pada saat mengaudit
laporan keuangan klien dapat menentukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem
akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan. Auditor
berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan
dalam melaksanakan tugasnya. Kualitas yang baik akan menunjang kinerja bahkan
mampu mendongkrak citra perusahaan di mata masyarakat (Rapina dkk, 2010).
Kualitas audit
yang dihasilkan akuntan publik juga tengah mendapat sorotan dari masyarakat
setelah terjadi banyak skandal yang melibatkan akuntan publik baik di dalam
negeri maupun di luar negeri. Maraknya skandal keuangan yang terjadi baik di
dalam maupun di luar negeri telah memberikan dampak besar terhadap kepercayaan
publik terhadap profesi akuntan publik.Profesi akuntan publik sebagai pihak
ketiga yang independen seharusnya memberikan jaminan atas relevansi dan
keandalan sebuah laporan keuangan. Skandal di dalam negeri terlihat dari akan
diambilnya tindakan oleh Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
terhadap 10 kantor akuntan publik yang diindikasikan melakukan pelanggaran
berat saat mengaudit bank-bank yang dilikuidasi pada tahun 1998. Selain itu
terdapat kasus keuangan dan manajerial perusahaan publik yang tidak bisa
terdeteksi oleh akuntan publik yang menyebabkan perusahaan didenda oleh bapepam
(Winarto dalam Christiawan, 2002)
Auditor dalam
memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan, dituntut untuk independen
demi kepentingan semua pihak yang terkait.Auditor berkewajiban untuk jujur
kepada internal dan juga pihak eksternal yang menaruh kepercayaan pada laporan
keuangan auditan. Independensi auditor penting untuk dipertahankan, karena
apabila pihak yang berkepentingan tidak percaya pada hasil auditan maka pihak klien maupun pihak ketiga tidak
akan meminta jasa dari auditor. Independensi auditor ini diatur dalam standar umum auditing kedua yaitu bahwa
dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap
mental harus dipertahankan oleh auditor. Standar ini mengaharuskan auditor
untuk bersikap independen dan tidak dibenarkan untuk memihak (SPAP:2011).
Pengalaman
auditor dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan menjadi salah satu faktor
yang mempengaruhi kualitas audit. Pengetahuan auditor akan semakin berkembang
seiring bertambahnya pengalaman melakukan tugas audit. Paragraf ketiga SA seksi
210 menyebutkan “Dalam melaksanakan audit untuk sampai pada suatu pernyataan
pendapat, auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang
akuntansi dan bidang auditing”. Keahlian dalam bidang akuntansi dan auditing
ini dapat dicapai melalui pendidikan formal yang dikembangkan melalui
pengalaman-pengalaman dalam tugas pengauditan (SPAP:2011).
Peneliti
termotivasi melakukan penelitian mengenai pengaruh independensi dan
pengalaman dikarenakan hasil penelitian sebelumnya
mengenai pengaruh independensi dan pengalaman menunjukkan hasil yang tidak
konsisten. Saripudin, dkk (2012) membuktikan bahwa independensi, akuntabilitas
dan pengalaman mempengaruhi kualitas audit secara berkelanjutan. Selain itu, penelitian ini membuktikan bahwa
independensi, pengalaman dan
akuntabilitas secara parsial mempengaruhi
kualitas audit. Sedangkan Fransiska Kovinna & Betri (2014) membuktikan
bahwa independensi, pengalaman kerja, dan
kompetensi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Sementara itu Nur Samsi,
dkk(2013) menunjukkan bahwa
variabel pengalaman kerja dan independensi
berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
Tabel Penelitian Terdahulu
NO
|
PENELITI
|
JUDUL
|
SAMPEL
|
HASIL
|
1
|
Saripudin,Netty
Herawati, Rahayu (2012)
|
Pengaruh
Independensi, Pengalaman, Due Profesional
Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit
|
Seluruh
akuntan public/ auditor dari tingkatan partner, manajer senior dan junior yang terdaftar dan bekerja pada
KAP yang ada di Jambi dan Palembang (kurang dari 100 orang)
|
Independensi,
Pengalaman , Due Profesional Care dan
Akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas audit
|
2
|
Nur
Samsi, Akhmad Riduwan, Bambang Suryono (2013)
|
Pengaruh
Pengalaman Kerja, Independensi, dan Kompetensi terhadap Kualitas Audit: Etika
Auditor sebagai Variabel Pemoderasi
|
Auditor
pada Inspektorat kab Gresik, kab Sidoarjo, & Kota Surabaya
|
Independensi
dan pengalaman berpengaruh terhadap kualitas audit
|
3
|
Fransiska
Kovinna, Betri (2014)
|
Pengaruh
Independensi, Pengalaman Kerja, Kompetensi, dan Etika Auditor terhadap
kualitas Audit
|
Auditor
KAP di Palembang (55 orang)
|
Independensi
dan pengalaman tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit
|
Hipotesis
H1
(+)
H2
(+)
Hubungan
Antara Independensi Dengan Kualitas Audit
Auditor
dalam melaksanakan tugas audit, haruslah didukung dengan sikap independensi
baik itu independen dalam fakta maupun independen dalam penampilan sehingga
hasil audit menyatakan keadaan yang sebenarnya dan terbebas dari tekanan-tekanan
pihak terkait. Independensi juga diatur
dalam standar umum kedua SPAP (2011) yaitu “Dalam semua hal yang berhubungan
dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh
auditor”.
Beberapa
penelitian telah dilakukan untuk mengetahui hubungan antara independensi,
pengalaman kerja, akuntabilitas dengan kualitas audit. Saripudin, Netty
Herawati, dan Rahayu (2012) mengungkapkan bahwa audit akan efektifhanya jika
auditor diberikan kepercayaan untuk bersikap independen dalam mengungkapkan
kecurangan pada laporan keuangan yang disajikan manajemen.Berdasarkan
penjelasan diatas dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut:
H1
: Independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
Hubungan
Pengalaman Kerja Dengan Kualitas Audit
Pengalaman
dalam pemeriksaan laporan keuangan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
kualitas audit. Pengalaman bagi auditor dalam bidang audit berperan penting
dalam meningkatkan pengetahuan dan keahlian diperoleh auditor dari pendidikan
formalnya sehingga kualitas audit akan semakin baik seiring bertambahnya
pengalaman.
Penelitian
Nur Samsi, Akhmad Riduwan, dan Bambang Suyono (2009) menemukan bahwa variabel
pengalaman kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut:
H2
: Pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
Definisi Operational
1.
Kualitas Audit (Y)
Kualitas audit adalah kemungkinan (probability) dimana seorang auditor
menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem
akuntansi kliennya. Variabel ini diukur dengan instrument (Mulyadi, 2008) yang
meliputi empat indikator yaitu: (a) budaya dalam KAP, (b) keahlian dan kualitas
personal rekan dan staff audit, (c) efektivitas proses audit, (d) keandalan dan
manfaat laporan audit. Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan
skala likert, yaitu 1 sampai 5. Semakin besar skor untuk instrumen yang dijawab
maka akan menunjukkan tingginya kualitas audit.
2.
Independensi (X1)
Standar Auditing Seksi 220.1 (SPAP : 2011)
menyebutkan bahwa independen bagi seorang akuntan publik artinya tidak mudah
dipengaruhi karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Independensi
diukur menggunakan tiga indikator (Mulyadi, 2008) yaitu: (a) independensi
penyusunan program, (b) independensi investigatif, (c) independensi pelaporan.
Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan skala likert, yaitu 1
sampai 5. Semakin besar nilai skor untuk instrument yang dijawab maka akan
menunjukkan tingginya independensi dalam pengauditan.
3.
Pengalaman (X2)
Pengalaman merupakan suatu proses
pembelajaran dan penambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari
pendidikan formal maupun non formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu
proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi.
Pengalaman diukur dengan dengan tiga indikator (Mulyadi, 2008) yaitu: (a)
lamanya bekerja, (b) frekuensi pekerjaan pemeriksaan yang telah dilakukan, (c)
banyaknya pelatihan yang telah diikuti. Pengukuran variabel ini dilakukan dengan
menggunakan skala likert, yaitu 1 sampai 5. Semakin besar nilai skor untuk
instrument yang dijawab maka akan menunjukkan tingginya pengalaman dalam
pengauditan.
DAFTAR PUSTAKA
Bawono, Icuk Rangga, Elisha Muliani
Singgih.2010. Faktor-faktor dalam Diri
Auditor dan Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Volume
1 http://journal.uii.ac.id.
Christiawan, Y.J. 2002. Kompetensi dan
Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Vol.4 No.2, November 2002:79:92. Univeristas Kristen
Petra.
Fransiska Kovinna, Betri. 2014. Pengaruh Independensi, Pengalaman Kerja,
Kompetensi, dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi
& Keuangan Volume 1 STMIK GI MDP & MDP Business School.
Mulyadi. 2008. Auditing. Buku Dua, Edisi Keenam. Salemba Empat : Jakarta.
Nur Samsi, Ahmad Riduwan, Bambang Suryono. 2013.Pengaruh PengalamanKerja, Independensi, dan
KompetensiTerhadap Kualitas Audit :
Etika Auditorsebagai Variabel
Pemoderasi.JurnalIlmu dan Riset Akuntansi, Volume 1 (2).STIESIA
Surabaya.
Rapina, Saragi
L.W , Carolina .2010.Pengaruh
Independensi Eksternal
Auditor Terhadap Kualitas Pelaksanaan Audit (Studi Kasus pada beberapa KAPdi Bandung).Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi, Volume 1 (2). Universitas Kristen
Maranatha.
Saripudin, Netty Herawaty, Rahayu.2013. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due
Professional Care dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit ( Survei terhadap
Auditor KAP di Jambi dan Palembang). E-Jurnal Binar Akuntansi, Volume
1. Universitas Jambi.
TABEL HASIL PENELITIAN TERDAHULU :
Penelitian Terdahulu
|
Independensi
|
Akuntabilitas
|
Pengalaman
|
Kualitas Audit
|
Saripudin, Netty Herawati , Rahayu
(2012)
|
v
|
v
|
|
v
|
Fransiska Kovinna , Betri (2014)
|
v
|
-
|
v
|
v
|
Nur Samsi, Akhmad Riduwan, Bambang
Suryono (2013)
|
v
|
-
|
v
|
v
|